Kairo – Presiden Mesir Mohamed Mursi, telah menuntut pada para tentara untuk mencabut sebuah ultimatum untuk menyelesaikan krisis politik bangsa, Mursi mengatakan bahwa ia tidak akan didikte.
Mursi bersikeras pada "legitimasi konstitusional" di akun Twitter-nya pada Selasa malam, beberapa jam setelah Angkatan Darat mengeluarkan rencana untuk membubarkan parlemen, menulis ulang konstitusi dan menyelenggarakan pemilu baru jika ia tidak bisa mengakhiri protes terhadap pemerintahannya pada Rabu.
Mursi menghadapi tekanan besar untuk mengundurkan diri dari jabatannya, dan peringatan dari militer bahwa para politisi harus menyelesaikan krisis atau menghadapi transisi dari tentara.
Menurut laporan Al Jazeera sedikitnya empat orang tewas pada malam ketiga berlangsungnya protes di Mesir. Sebuah sumber kementerian kesehatan mengatakan bahwa korban tewas dalam bentrokan di Giza - tiga ditembak mati dalam demonstrasi pro-Musri di Nahda Square, dekat Universitas Kairo, dan satu lagi tewas akibat tembakan saat ikut serta saat demo.
Adapun kantor Ikhwanul Muslimin di Helwan dilaporkan telah dijarah dan dibakar. Tekanan pada Mursi terus meningkat sebagaimana komisaris tinggi PBB untuk hak asasi manusia, Navi Pillay, meminta dia untuk terlibat dalam "dialog nasional yang serius" dengan lawan-lawannya.
Presiden AS Barack Obama menghubungi Morsi melalui telepon untuk mendesak agar ia mendengarkan semua suara Mesir, "termasuk banyak orang Mesir yang berdemo di seluruh negeri".
Dalam kabinet pemerintahannya sendiri Mursi ditinggalkan oleh menteri luar negeri Mohammed Kamel Amr yang mengundurkan diri pada hari Selasa, ia mengikuti lima orang lainnya keluar dari kabinet Mursi.
Presiden juga kehilangan dukungan dari Sami Enan, penasehat militernya yang mengundurkan diri dan mengatakan bahwa tentara tidak akan pernah "meninggalkan kehendak rakyat".
Mursi bersikeras pada "legitimasi konstitusional" di akun Twitter-nya pada Selasa malam, beberapa jam setelah Angkatan Darat mengeluarkan rencana untuk membubarkan parlemen, menulis ulang konstitusi dan menyelenggarakan pemilu baru jika ia tidak bisa mengakhiri protes terhadap pemerintahannya pada Rabu.
Mursi menghadapi tekanan besar untuk mengundurkan diri dari jabatannya, dan peringatan dari militer bahwa para politisi harus menyelesaikan krisis atau menghadapi transisi dari tentara.
Menurut laporan Al Jazeera sedikitnya empat orang tewas pada malam ketiga berlangsungnya protes di Mesir. Sebuah sumber kementerian kesehatan mengatakan bahwa korban tewas dalam bentrokan di Giza - tiga ditembak mati dalam demonstrasi pro-Musri di Nahda Square, dekat Universitas Kairo, dan satu lagi tewas akibat tembakan saat ikut serta saat demo.
Adapun kantor Ikhwanul Muslimin di Helwan dilaporkan telah dijarah dan dibakar. Tekanan pada Mursi terus meningkat sebagaimana komisaris tinggi PBB untuk hak asasi manusia, Navi Pillay, meminta dia untuk terlibat dalam "dialog nasional yang serius" dengan lawan-lawannya.
Presiden AS Barack Obama menghubungi Morsi melalui telepon untuk mendesak agar ia mendengarkan semua suara Mesir, "termasuk banyak orang Mesir yang berdemo di seluruh negeri".
Dalam kabinet pemerintahannya sendiri Mursi ditinggalkan oleh menteri luar negeri Mohammed Kamel Amr yang mengundurkan diri pada hari Selasa, ia mengikuti lima orang lainnya keluar dari kabinet Mursi.
Presiden juga kehilangan dukungan dari Sami Enan, penasehat militernya yang mengundurkan diri dan mengatakan bahwa tentara tidak akan pernah "meninggalkan kehendak rakyat".
0 komentar:
Post a Comment