Sedih ketika tulisan bagus tidak bisa dimuat, padahal isi tulisannya gak jelek-jelek amat. Hanya karena permasalahan hak cipta jadi tidak sempat ter-publish. Memang kedengeran miris, tapi tidak apa lah.
Well, sempat ada bermacam opini mengenai boleh tidaknya suatu tulisan yang sudah terpublish di internet apakah menjadi hak milik semua? ataukah masih berlaku Copyright ? kalau saya sendiri berpendapat bahwa semua yang sudah terupload di internet adalah milik semua orang, no copyright lagi. Mau diapain juga ya terserah publik toh? kan kita aja istilahnya "numpang" di internet. Tapi gak apa deh misal ada yang berpendapat hak copyright itu perlu.
Berikut ini saya re-publish lagi tulisan yang sempat ter-pending, Selamat membaca..
Oleh
karenanya, umat Muslim mesti waspada untuk tidak mudah terpengaruh dan
senantiasa berfikir analitis dan kritis untuk mengenali propaganda yang tidak
sepele ini. Dengan cara selalu mengenali modus mereka dan bertakwa kepada Allah
hingga kita mampu membentengi otak reptile, gelombak alpha dan thetha, serta
alam bawah sadar kita. Karena sekalipun Yahudi melakukan tipudaya simbologi,
kita mesti ingat bahwa sebaik-baiknya makar adalah makar Allah. Wallahua’lam.
Well, sempat ada bermacam opini mengenai boleh tidaknya suatu tulisan yang sudah terpublish di internet apakah menjadi hak milik semua? ataukah masih berlaku Copyright ? kalau saya sendiri berpendapat bahwa semua yang sudah terupload di internet adalah milik semua orang, no copyright lagi. Mau diapain juga ya terserah publik toh? kan kita aja istilahnya "numpang" di internet. Tapi gak apa deh misal ada yang berpendapat hak copyright itu perlu.
Berikut ini saya re-publish lagi tulisan yang sempat ter-pending, Selamat membaca..
Mungkin
satu-satunya ras manusia di dunia ini yang begitu terpikat dengan simbol adalah
Yahudi. Bagaimana tidak, simbol-simbol perusahaan yang saat ini ada adalah
bagian dari simbol mereka. Katakanlah Adidas, MasterCard, Vodavone, IBM, Intel,
Coca-Cola, Indosat, dan sebagainya. Tidak hanya pada perusahaan, banyak
agen-agen satanisme ini menelurkan simbol-simbolnya lewat logo Grup Band Musik,
Logo Klub Sepakbola, merchandishe Piala Dunia hingga syair-syair puitis.
Sampai
pada satu titik, pernah saya bertanya kepada diri sendiri secara mendalam,
kenapa Simbologi seperti “sebuah kepercayaan” dan harga mati bagi doktrin
Yahudi? Kemudian saya cari jawabannya dalam bingkai kajian psikologis. Sebuah
hal yang masih jarang kita teliti.
Simbolisme
berkaitan dengan doktrin. Sebuah simbol diciptakan untuk membawa seseorang ke
alam pikiran kelompok atau orang yang membuat simbol tersebut. Karena kita
berhubungan dengan alam doktrin, berarti kita harus menelaah fungsi otak
sebagai “terdakwa” penyerap doktrin. Menurut penelitian, otak manusia adalah
suatu organ yang beratnya sekitar 1,5 kg atau sekitar 2 % dari berat tubuh dan
dioperasikan dengan bahan bakar glukosa dan oksigen.
Saat
bayi dilahirkan, otaknya telah berukuran 1/4 dari ukuran otak dewasa. Otak
menyerap sekitar 20 % suplai oksigen yang beredar di dalam tubuh manusia. Semua
manusia sejak lahir telah memiliki 100.000.000.000 (seratus miliar) sel otak
aktif dan didukung oleh 900.000.000.000 (sembilan ratus miliar) sel pendukung
lainnya. Jadi, total ada 1 triliun sel otak. Manusia diberi otak yang
sedemikian luar biasa kemampuannya. Namun, ini barulah potensi. Potensi ini
harus dikembangkan. Meskipun memiliki jumlah sel otak yang sangat banyak,
bukanlah jaminan seseorang dapat menjadi makhluk yang cerdas.
Di
dalam kepala manusia terdapat tiga macam otak yang berkembang secara bertahap.
Yaitu Otak Reptil, Otak Mamalia, dan Neo Cortex. Otak reptil bermula dari
batang otak yang terletak di dasar otak dan terhubung ke tulang belakang. Otak
ini berfungsi sebagai pusat kendali, sistem saraf otonomi, dan untuk mengatur
fungsi utama tubuh seperti denyut jantung dan pernafasan. Selain itu, otak
reptil juga berfungsi mengatur reaksi seseorang terhadap bahaya atau ancaman
dengan menggunakan pendekatan “lari” atau “lawan”.
Namun
orang tidak menyadari, bahwa pada dasarnya otak reptil-lah yang menjadi bagian
penting dari doktrin simbologi. Otak reptil memiliki fungsi untuk merespon
segala hal terhadap apa yang ia dengar dan saksikan, termasuk sebuah simbol.
Sifat responsif ini terjadi karena otak reptil memiliki kesamaan dengan otak
primitif. Ia tidak mampu maksimal untuk menganalisa, berfikir, mencerna secara
intelektual apa-apa saja hal yang menghampirinya. Karena sebagian fungsinya
hanya untuk menjalankan fungsi instingtif seperti makan, minum, tidur dan
sebagainya.
Jadi
ketika Ahmad Dhani banyak melakukan propaganda simbol “Mata Satu” dalam video
klipnya, otak reptil-lah yang sebenarnya lebih banyak menyerap dan menerima,
tanpa banyak mengkritisi. Tujuan dari Yahudi mungkin tidak aneh, bahwa dengan
terbiasa sebuah simbol Dajjal tersaji ke muka umum, nantinya manusia tidak akan
merasa gagap jika kemudian Dajjal turun.
Karena
simbol itu telah memasyarakat lewat propaganda mereka. Oleh karenanya,
Rasulullah dengan baiknya telah mencounter propaganda itu jauh-jauh hari, agar
manusia memakai otak Neo Cortex-nya saat berbicara tentang Dajjal “Sesungguhnya Allah Ta’ala itu tidak
buta sebelah matanya. Ketahuilah. sesungguhnya Al-Masih Ad-Dajjal itu buta
sebelah matanya yang kanan, seakan-akan matanya itu buah anggur yang tersembul. ” (Shahih Bukhari)
Neo
Cortex sendiri adalah lawan dari otak reptile. Otak ini adalah bagian belahan
otak yang kritis, sarat pemikiran, dan tidak mudah tersugesti karena memiliki
cara kerja yang menggunakan daya analisis tajam. Karena itu salah seorang Ulama
pernah melarang umat Muslim untuk taklid buta terhadap perkataan dari dirinya
jika memang salah.
Dalam
arti, menerima begitu saja suatu perkara tanpa memakai sebuah nalar dan
tuntunan wahyu untuk mencernanya. “Aku hanyalah seorang manusia, terkadang
benar dan salah. Maka, telitilah pendapatku. Setiap pendapat yang sesuai dengan
al-Quran dan sunnah nabi, maka ambillah. Dan jika tidak sesuai dengan keduanya,
maka tinggalkanlah.” (Jami’ Bayan al-’Ilmi wa Fadhlih 2/32).
Doktrin
Simbologi dan Back Up Gelombang Otak
Selain
pengaruh otak Reptil, gelombang otak juga memberikan faktor dominan. Dalam
kajian psikologi kognisi, kita mengenal bahwa gelombang otak terdiri dari empat
gelombang bagian. Yakni Gelombang Deltha dengan Frekuensi 0,1 - 4 Hz. Thetha
dengan frekuensi 4 - 8 Hz, Alpha dengan frekuensi 8-12 Hz , Betha dengan
frekuensi 12-25 Hz dan Gamma dengan frekuensi 25 Hz ke atas.
Insting
sugestif terhadap simbol, lagu-lagu, serta tampilan visual yang mengandung
pesan simbolisme akan maksimal terserap ketika gelombang otak manusia berada
pada level kondisi alpha dan thetha. Misalnya ketika kita sedang membaca,
menulis, berdoa dan ketika kita fokus pada suatu obyek, yaitu dalam skala 4-12
Hz.
Gelombang
alpha sendiri memiliki peran sebagai penghubung pikiran sadar dan bawah sadar.
Alpha juga menandakan bahwa seseorang dalam kondisi light trance atau kondisi
hypnosis (baca: sugesti) yang ringan. Saat kita dalam kondisi hypnosis,
meditasi dalam, hampir tidur, atau tidur disertai mimpi. Frekuensi ini
menandakan aktivitas pikiran bawah sadar. Secara alami anda memasuki kondisi
alpha dan theta setiap akan tidur dan bangun tidur.
Ketika
anda sudah merasa sangat rileks, tenang, dan hampir tertidur, tapi anda masih
menyadari keberadaan anda, maka seperti itulah kondisi dimana kita mudah tersugesti.
Ketika anda terjaga dari tidur, dan masih malas untuk beranjak dari tempat
tidur karena masih ingin melanjutkan tidur lagi, maka seperti itulah kondisi
saat doktrin simbologi masuk dengan kondusif.
Bedanya,
ketika kita akan memulai tidur, kondisi otak kita mengalami defisit Hertz.
Yaitu berada pada kondisi alpha-theta dalam beberapa menit saja, untuk kemudian
gelombang otak kita turun ke pososi gelombang delta (tanda bahwa tubuh dan
pikiran anda beristirahat total). Sedangkan dalam kondisi orang yang
tersugesti, manusia bisa mengalami kondisi trance (gelombang otak alpha-theta)
dalam waktu yang lama.
Orang
yang bermeditasi, berdoa dengan khusyuk, terpana melihat sesuatu, terhanyut
membaca novel atau suatu cerita, melamun dan semacamnya juga menghasilkan
gelombang otak alpha sampai theta.
Lalu
apa hubungannya antara gelombang Alpha dan Thetha dengan Simbol Yahudi?
Kenyataannya
Yahudi tahu betul bahwa manusia tidak selamanya berada pada kondisi Betha yang
penuh kesadaran. Dengan sistem medis kafir yang mereka ciptakan, manusia
berkubang menjadi individu-individu rentan stress dan mudah tersugesti. Pada
saat-saat itulah, Saat manusia letih atas segala aktifitasnya dalam Sistem
Dajjal yang penuh fitnah ini, kita telah berada pada satu titik insting sugestif.
Simbol-simbol akan masuk menyihir manusia untuk melepaskan penat yang
membelenggu diri kita. Baik dengan musik, tayangan Film Holywood, sampai
propaganda dalam pertandingan-pertandingan sepakbola.
Jika
anda dulu masih jarang mendengar Istilah “Setan Merah”, namun kini kata-kata
itu acap sekali terdengar setelah MU melekatkan nama klubnya pada identitas
itu. Istilah dan simbol iblis berubah menjadi biasa dan lumrah untuk dilekatkan
dalam kehidupan kita. Tengok saja simbol band Ungu dan Armada Band yang secara
tidak sadar telah ikut memakai simbol satanisme dengan dua tanduk menjulang ke
atas. Sekali lagi tanpa mereka sadari. Ini baru dalam segi musik dan olahraga.
Alam
bawah sadar: Ini salah satu Kunci keberhasilan Simbologi Yahudi
Akhirnya
muara dari itu semua akan membawa kita pada pengkajian apa yang sangat
fenomenal dalam Piskologi dengan sebutan Alam Bawah Sadar. Sigmund Freud,
misalnya, berpendapat bahwa alam bawah sadar adalah sumber dari motivasi dan
dorongan yang ada dalam diri kita, apakah itu hasrat yang sederhana seperti
makanan atau seks, daya-daya neurotik, atau motif yang mendorong seorang
seniman atau ilmuwan berkarya. Namun anehnya, menurut Freud, kita sering
terdorong untuk mengingkari atau menghalangi seluruh bentuk motif ini naik ke
alam sadar. Oleh karena itu, motif-motif itu kita kenali dalam wujud
samar-samar.
Alam
bawah Sadar memang seperti namanya adalah alam yang sangat unik. Ia mampu
mengerakkan jiwa manusia tanpa disadari manusia tersebut. Cara kerja dalam
pemrograman alam bawah sadar adalah dengan didahului oleh stimulus eksternal.
Stimulus ini kemudian akan melaju untuk diserap aktif oleh panca indera.
Setelah itu, panca indera akan mentransfer ke Alam Sadar lewat perasaan dan
emosi. Setelah itu ia akan mengendap di alam bawah sadar.
Ingatkah
para pembaca dengan lagu The Virgin yang berjudul Cinta Terlarang ?
kedengarannya memang easy listening dan enak didengar bukan? jika anda
perhatikan dengan baik terdapat ajakan lesbianisme dan perselingkuhan. Kekuatan
lirik juga mampu menopang bagian dari misi ini. Dengarlah lirik lagu “Satu”
dalam salah satu album milik Ahmad Dhani.
Pendengar
mungkin tidak mengira bahwa lagu itu sebenarnya menyebarkan virus wahdatul
wujud (Baca sejarah al Hallaj dan Lemah Abang) berupa penyatuan manusia dengan
Tuhan. Namun kekuatan lirik yang sangat indah dapat menutupi aksi tersebut. Dan
alam bawah sadar merespon lagu itu dengan memuntahakannya dalam jiwa kita bahwa
secara tidak sadar kita mengakui kita adalah Tuhan dan Tuhan adalah kita. Setara!
Oleh
karenanya, mengapa Rihanna mau melakukan aksi teatrikal dengan biaya mahal saat
ia manggung di Amerika dengan aksi pencahayaan yang berada pada wujud All
Seeing Eye. Lalu kenapa pula Ahmad Dhani kemudian memakai banyak kata dan
simbol Mata Satu dalam lirik lagu Sweetest Place-nya. Sebab, ini adalah bagian
dari aksi psikologis tersebut.
Penulis
menduga ada beberapa alasan psikologis yang membuat mereka memakai simbol dalam
doktrin ini. Pertama, dengan adanya simbol mereka akan mudah untuk menyebarkan
misinya. Sebagai contoh Ahmad Dhani dan Lady Gaga. Bahwa dengan simbol mata
satu yang giat mereka gencarkan, setidaknya mereka berharap orang nantinya
tidak akan aneh dengan kedatangan Dajjal, dan bisa jadi kita tergiring untuk
mengikutinya. Kedua, ini adalah doktrin.
Lewat
simbol itu masyarakat akan terbiasa memakai simbol-simbol Yahudi (Lihat logo
UIN dan Indosat) dan menjadi bagian dari trend global mewujudkan Tatanan Dunia
Baru. Ini dilakukan oleh Jay Z lewat perusahaan Rock A Fella-nya.
0 komentar:
Post a Comment