Tuesday, July 2, 2013

Konsep Ummat dalam Al-Quran

Kaum Muslimin saat ini di seluruh dunia, mulai dari negara-negara muslim dan yang tinggal di negara-negara non-muslim diperkirakan ada sekitar 1,7 milyar atau sekitar hampir seperempat penduduk dunia.
Namun, sangat disayangkan sekali saat ini umat Islam belum menampilkan kualitas yang tangguh dan kokoh, padahal aspek SDA-nya sudah cukup kuat.
Umat Islam yang mestinya di depan karena ada kaitan dengan lafal umat, amam, imam, bahkan umm yang bermakna ibu yang seharusya dihormati, ternyata malah mengekor pada orang orang lain, baik aqidah dan ibadah yang sekarang sedang hancur oleh orang yang menamakan dirinya liberalisme dan pluralisme, serta adanya aliran sesat.


“Kata umat dalam Al Quran disebutkan sebanyak 49 kali, terutama salah satunya dalam surat Al-Imran,” kata Maman Abdurrahman, Ketua Umum PERSIS dalam Tabligh Akbar yang diselenggarakan oleh Pondok Pesantren Al-Fatah pada 29-30 Juni 2013 di Masjid At-Taqwa, Pasirangin, Cileungsi-Bogor.
Maman berpendapat bahwa bidang politik sedang dihancurkan oleh model demokrasi liberal dan sekularisme, serta ekonomi yang dijajah oleh bangsa asing dengan model kapitaslisme.
Ia menuturkan dalam Tabligh Akbar yang bertema ”Dengan Ramadhan Kita Tingkatkan Ukhuwah Khairu Ummah Menuju Pembebasan Masjid Al-Aqsha di Tengah Hegemoni Barat”, bahwa peran umat di era kontemporer dinilai tidak bermakna.
Tidak bermakna maksudnya adalah dengan jumlah umat muslim sekitar 1,7 milyar, peran nasional dan internasional dari muslimin sungguh lemah.  Peran nasional ialah secara aspek akidah, politik serta ekonomi, secara akidah kaum mayoritas Muslim tidak diperhitungkan apalagi ditakuti.
Umat Islam malah menjadi permainan oleh kelompok yang menamakan dirinya para pembela HAM.
Kaum Muslim saat ini sedang mengalami masalah ekonomi liberal yang hampir menghabisi segalanya di negara Muslim yang bernama Indonesia, mulai dari akidah sampai akhlak.  Dlam aspek ekonomi sangat mengkhawatirkan, kapital dikuasai asing, tambang, hasil hutan, penguasaan lahan, dan lingkungan.
“Belum lagi masalah rokok, yang menghabiskan uang sebesar 243 triliun/tahun, dan pengobatannya bagi para perokok yang sakit 25 triliun/tahun,” tegas Maman.
Maman menambahkan, “Merokok itu berarti membesarkan kapitalisme, saya tidak menghalalkan dan mengharamkan rokok tapi rokok membesarkan kapitalisme, maka stop smoking kalau tidak ingin membesarkan kaum kapitalisme.”
Hal itu berdampak juga pada politik, sosial budaya dan pemurtadan.  Sebagai bukti adanya pembangunan masjid yang hanya 65%, gereja katolik 152%, Kristen 142 %, Pure atau Kelenteng sekitar 450%.
Maman menegaskan bahwa semua adalah kesalahan dari kita yang melihat aspek dari halal dan haram saja, tidak melihat aspek siapa yang dirugikan.

“Siapa yang membeli rokok berarti dia ikut membangun gereja, pure, kelenteng bahkan membantu menyumbang Yahudi Amerika yang disalurkan untuk Israel, maka secara tidak langsung membeli rokok termasuk ikut berpartisipasi membunuh kaum Muslimin di Palestina, Naudzubillah,” kata Maman.

0 komentar:

Post a Comment