Monday, July 1, 2013

Maradona yang Berujung Pada Kekecewaan


Sudah datang jauh-jauh ternyata cuma bikin kecewa. Kurang lebih itulah gambaran perasaan para fans Maradona atas kedatangan sang legenda hidup asal Argentina. Kedatangannya ternyata hanya bikin kecewa, ya memang mengecewakan terutama yang sudah beli tiket seharga ratusan ribu demi melihat aksi Maradona.


Yang kecewa tidak hanya yang dewasa saja, anak-anak kecil yang dijadwalkan coaching clinic dengan el-diego juga merasa kecewa. Sudah datang ke Gelora Bung Karno tapi cuma bagi-bagi bola doang...(sangat mubazir bola dibagi2 segala hehehe..).

Dampaknya bagi anak-anak jelas kecewa berat, mereka pastinya ingin mendapatkan pelatihan dari Maradona secara langsung. Mungkin berhari-hari mereka menunggu momen spesial ini, tapi menghilang sekejap ketika tahu bahwa sang legenda cuma numpang lewat saja.

Sejak awal kedatangan, sikap Maradona memang kurang ramah. Di beberapa media online maupun cetak yang saya baca, sikap diego benar-benar penuh kesombongan. Ada yang hanya minta 'salaman' aja dia nolak dengan kasar sambil bilang "don't touch me..!!!". Emang kasar buenerrrr apa sampe diajak salaman sama fans aja gak mau.

Gak cukup itu saja, dia membatalkan sesi seminar yang sudah dijadwalkan sama panitia yang ngundang. banyak yang kecewa karana sudah menunggu-nunggu kedatangannya untuk mengisi seminar di hotel. Ada peserta yang rela merogoh kocek sebesar 5 juta demi bisa ikut seminar dan gala dinner bareng diego maradona, mereka yang sudah membayar tiket, dijanjikan bisa makan bareng dan berfoto dengan Maradona, tapi kenyataanya tak kesampean dan kecewa.

Dan alangkah terkejutnya pagi ini ketika saya membaca salah satu portal media online yang mengatakan bahwa maradona ingin menjadi pelatih Indonesia. Mau diapain Indonesia sama pelatih yang gak menghargai waktu, gak menghargai janji, yang pasti berujung kecewa. Sudah terbukti Maradona gagal ketika menjadi pelatih timnas Argentina, gagal pula ketika melatih Al-Ahly. Semuanya berujung pada kecewa karena ketidakprofesionalan. Cukup el-diego jadi legenda saja...

0 komentar:

Post a Comment