Sunday, July 7, 2013

Marhaban yaa Ramadhan, bulan yang Begitu Dinanti

Marhaban yaa Ramadhan. Itulah sikap Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam apabila akan memasuki bulan suci Ramadhan. Selamat datang wahai Ramadhan, engkau adalah sayyidus syuhur, induknya semua bulan, engkau adalah tamu yang agung, tamu yang membawa berkah bagi kaum muslimin khususnya, dan umat manusia pada umumnya.

Karena Ramadhan merupakan bulan pengampunan, mengampuni dosa-dosa orang beriman dengan puasanya, karena Ramadhan pula orang-orang yang berpuasa terjaga dari gangguan syetan, dengan Ramadhan pula Allah  hendak meningkatkan derajat orang beriman dengan derajat muttaqin dalam firman-Nya


                                                          يَاأَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَ

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS. Al-Baqarah [2]: 183)

Dalam menyongsong Ramadhan, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam memperbanyak shaum (sunnah), melaksanakan khutbah akhir Sya’ban, mengucapkan tahniah dan melakukan ru’yatul hilal awal Ramadhan.

1.    Berpuasa Sunnah

Diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari dari Aisyah Radhiallahu ‘anha berkata:

لَمْ يَكُنْ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُومُ شَهْرًا أَكْثَرَ مِنْ شَعْبَانَ فَإِنَّهُ كَانَ يَصُومُ شَعْبَانَ كُلَّهُ وَ كَانَ يَقُولُ : خُذُوا مِنْ الْعَمَلِ مَا تُطِيقُونَ فَإِنَّ    اللَّهَ لَا يَمَلُّ حَتَّى تَمَلُّوا

“Tiada pernah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa (puasa sunnah) di suatu bulan (selain Ramadhan) lebih banyak dari bulan Sya’ban, dan sungguh beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa hampir seluruh hari bulan sya’ban, dan beliau bersabda: “Ambillah (amalkanlah) dari amal-amal ibadah semampu kalian, maka sungguh Allah Ta’ala tiada akan bosan, hingga kalian bosan.” (HR. Al-Bukhari)

2.    Khutbah Akhir Sya’ban

Biasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pada setiap hari yang terakhir dari bulan Sya’ban beliau berkhutbah di hadapan para sahabat.  Diriwayatkan oleh Ibnu Huzaimah dari sahabat Salman  Al-Farisi Radhiallahu ‘anhu berkata (yang artinya): Adalaah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pada hari terakhir dari bulan Sya’ban beliau berkhutbah di hadapan kami. Maka beliau bersabda: “Wahai manusia, sesungguhnya kamu akan dinaungi oleh bulan yang senantisa besar lagi penuh keberkahan, yaitu bulan yang di dalamnya ada satu malam yang lebih baik daripada seribu bulan, bulan yang Allah telah menjadikan puasanya suatu fardlu dan qiyam di malam harinya sebagai tatawwu. Barangsiapa yang mendekatkan diri kepada Allah dengan suatu pekerjaan kebajikan di dalamnya, samalah dia dengan orang yang menunaikan suatu fardlu di bulan yang lain. Dan barangsiapa menunaikan suatu fardlu di dalam bulan Ramadhan samalah dia  dengan orang yang mengerjakan tujuh puluh fardlu di bulan yang lain. Ramadhan itu adalah bulan yang memberikan pertolongan dan bulan yang Allah menambah rizki pada mukmin di dalamnya. Barangsiapa memberi makanan berbuka puasa di dalamnya maka pengampunan bagi dosanya dan kebebasan darinya dari neraka. Orang yang memberikan makanan berbuka puasa, baginya pahala seperti pahala yang yang mengerjakan puasa itu, tanpa sedikitpun berkurang….” (HR. Ibnu Huzaimah).

3.    Mengucapkan Tahni’ah

Disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan An-Nasai dari Abu Hurairah Radliallahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menggembirakan para sahabat dengan sabdanya:

قَدْ جَاءَكُمْ شَهْرُ رَمَضَانَ شَهْرٌ مُبَارَكٌ افْتَرَضَ اللَّهُ عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ يُفْتَحُ فِيهِ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَيُغْلَقُ فِيهِ أَبْوَابُ الْجَحِيمِ وَتُغَلُّ فِيهِ الشَّيَاطِينُ فِيهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ مَنْ حُرِمَ خَيْرَهَا فَقَدْ حُرِمَ 

“Sesungguhnya telah datang kepadamu bulan Ramadhan, bulan yang diberkahi. Allah memerintahkan berpuasa di dalamnya. Dalam bulan Ramadhan dibuka segala pintu surge, dikuci segala pintu neraka dan dibelenggu segala syetan. Di dalamnya ada satu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Barangsiapa tidak diberikan kepadanya kebajikan pada malam itu, berarti telah diharamkan baginya segala rupa kebajikan.” (HR. Ahmad dan An-Nasai)

Selanjutnya jika Ramadhan datang Rasulullah menyampaikan kepada para sahabat dengan sabdanya:

أَتَاكُمْ رَمَضَانُ سَيِّدُ الشُّهُوْرِ فَمَرْحَبًابِهِ وَ أَهْلاً، جَاءَ شَهْرُ الصِّيَامِ بِاْلبَرَكَاتِ فَأَكْرِمْ بِهِ مِنْ زَائِرِ هُوَ اَتِ 

“Telah datang bulan Ramadhan kepadamu, penghulu semua bulan, sampaikanlah ucapan selamat dating kepadanya. Telah dating bulan puasa yang membawa segala keberkahan, maka alangkah mulianya tamu yang dating itu.” (HR. At-Thabrani)

 4.    Melihat hilal Awal Ramadhan

Sahabat Abdullah bin Umar apabila telah berlalu bulan Sya’ban 29 hari beliau menyuruh orang untuk pergi melihat bulan. Jika terlihat beliau berpuasa dan jika tidak terlihat sedang cuaca terang dan bersih beliau tidak berpuasa tetapi jika tidak terlihat karena mendung beliau berpuasa esok harinya.  Alasan beliau ini berdasarkan  hadits yang diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari dari Abu Hurairah, bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

صُومُوا لِرُؤْيَتِهِ وَأَفْطِرُوا لِرُؤْيَتِهِ فَإِنْ غُبِّيَ عَلَيْكُمْ فَأَكْمِلُوا عِدَّةَ شَعْبَانَ ثَلَاثِينَ 

“Berpuasalah kamu sesudah melihat bulan dan berbukalah kamu sesudah melihat bulan. Jika mendung tak dapat melihatnya, sempurnakanlah hitungan Sya’ban 30 hari.” (HR. Al-Bukhari)

Selain amalan-amalan yang biasa dikerjakan oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam setiap bulan Sya’ban, sebelum memasuki bulan Ramadhan sebaiknya kita melandaskan niat shaum karena iman kepada Allah, sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ 

“Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan karena iman dan mengharap ampunan Allah niscaya diampuni baginya dosa-dosa yang telah berlalu.” (HR. Al-Bukhari)

Yaa Allah, berilah kami barokah dan taufiq di bulan Sya’ban, dan pertemukan kami dengan Bulan Ramadan. Amin. 

0 komentar:

Post a Comment