Wednesday, June 19, 2013

Polisi Amerika Mata-Matai Muslim Secara Detail


Departemen Kepolisian New York (NYPD) yang mempunyai program memata-matai Muslim menuai sorotan setelah adanya protes dari pengacara hak-hak sipil yang mengajukan keluhan terhadap departemen itu.

Gugatan telah diajukan oleh American Civil Liberties Union (ACLU) bersama-sama dengan New York Civil Liberties Union (NYCLU) dan Creating Law Enforcement Accountability & Responsibility (CLEAR). Mereka telah membantah kebijakan dan praktek NYPD yang menargetkan seluruh komunitas Muslim karena adanya langkah diskriminatif dan pengawasan yang mencurigakan".


Menurut berita dari Press TV, pengaduan mendesak hakim federal untuk menyatakan praktik Departemen Kepolisian sebagai langkah yang inkonstitusional dan meminta hakim untuk memerintahkan polisi agar menghentikan pengawasan serta menghapusnya catatan dalam arsip polisi.

"NYPD secara rutin melanggar hak-hak sipil Muslim di New York dengan mengoperasikan sebuah program yang inkonstitusional terhadap agama dan melakukan program pengawasan yang terlalu berlebihan,"  kata seorang penggugat.

Para pengunjuk rasa bergerak menuju  markas polisi di Manhattan setelah pengacara hak-hak sipil mengajukan gugatan itu.

Gugatan hak-hak sipil mengungkapkan bahwa polisi satuan demografi telah merekam jejak aktivitas muslim dalam 4000 lebih laporan dalam tiga tahun terakhir. Setidaknya ada 200 rekaman pembicaraan dalam kunjungan rahasia oleh polisi dan informan. Satu informan polisi nantinya akan dibayar oleh NYPD untuk memata-matai Muslim, cara ini disebut sebagai langkah “ciptakan dan tangkap”.

Surat gugatan menyatakan bahwa program mata-mata melarang warga untuk bebas menjalankan agama mereka. Ini adalah tindakan hukum yang ke tiga diajukan terhadap program pengawasan Muslim.

Sebelumnya ada sebuah laporan yang melaporkan bahwa NYPD memperoleh dokumen yang membentuk sebuah database yang merekam segala aktivitas muslim amerika termasuk diantaranya dimana muslim tinggal, dimana mereka membeli bahan makanan, apa kafe internet yang mereka gunakan dan di mana mereka menonton olahraga.
Puluhan masjid dan kelompok mahasiswa telah disusupi, dan polisi telah membangun profil rinci profil dari orang Maroko, Mesir, Albania dan kelompok etnis lokal lainnya. (T/P05)

0 komentar:

Post a Comment