BAGAI KATAK DALAM TEMPURUNG. Pribahasa ini sudah tak asing lagi di telinga
kita. Sering kita mendengar orang berceloteh, “BAGAI KATAK DALAM TEMPURUNG.”
Dilihat sepintas, maka pribahasa ini seolah tak mempunyai satu makna yang luas.
Tapi mau dikaji secara mendetil, akan didapati makna yang begitu saklek.
Artinya, pribahasa BAGAI KATAK DALAM TEMPURUNG ini bisa dialami dan menimpa
siapa saja. Bukan hanya sekelompok orang dalam komunitas tertentu, tapi juga
bisa melekat dalam organisasi, harokah bahkan dalam sebuah negara sekalipun.
Mungkin setiap orang sudah tahu bahwa orang, kelompok atau apa pun nama
persatuan itu bisa mengidap penyakit BAGAI KATAK DALAM TEMPURUNG ini, disadari
atau pun tidak. Mengapa pribahasa BAGAI KATAK DALAM TEMPURUNG ini disebut
sebagai penyakit? Sebab orang yang mempunyai watak seperti pribahasa di atas
senangnya menutup diri (intropet) dari berbagai kelompok, harokah, organisasi atau
komunitas lain.
Bila penyakit BAGAI KATAK DALAM TEMPURUNG ini sudah melekat dalam diri
seseorang, maka orang tersebut akan mempunyai karakter antara lain; pertama, sudah
merasa dirinya serba paling (paling hebat, paling pintar, paling berani, paling
kaya, paling terkenal, paling senior, paling jenius dan seabrek embel-embel
paling lainnya).
Kedua, orang yang terserang virus BAGAI KATAK DALAM TEMPURUNG ini biasanya
mempunyai sifat-sifat negatif seperti; mau menang sendiri alias serakah, senang
dipuji-puji bila ia berhasil dalam misi atau tugas tertentu, bangga terhadap
hasil kerja yang bisa ditunjukkan kepada orang lain, otoriter, mudah
tersinggung, gampang menyalahkan, menuduh bahkan memvonis orang lain salah.
Sifat negatif lainnya yang tak kalah hebat menjadi karakter orang yang
mengidap penyakit BAGAI KATAK DALAM TEMPURUNG ini adalah senang menggunjing
alias ghibah. Ia lupa atau mungkin sengaja membicarakan aib orang lain di depan
orang lain juga yang nota bene ada di bawahnya secara struktural.
Ketiga, orang yang mengidap wabah BAGAI KATAK DALAM TEMPURUNG akan sulit
menerima perubahan. Padahal bisa jadi perubahan yang ditawarkan itu akan
membawa kepada suatu kebaikan dan kemaslahatan bagi umat manusia. Selain itu,
orang-orang semacam ini akan merasa dipermalukan oleh yuniornya bila semua
pendapatnya diluruskan. Seolah dia yang paling benar dan pendapat orang lain
dianggap salah. Mengapa? Ya karena dia merasa paling pintar dan paling paling
lainnya tadi.
Jika mau dibahas panjang lebar, maka orang yang punya penyakit BAGAI KATAK
DALAM TEMPURUNG INI tak pernah habis.
Karena itu, berhati-hatilah bila kita
berinteraksi dengan orang-orang yang punya penyakit BAGAI KATAK DALAM
TEMPURUNG. Sebab jika kita tak waspada bergaul dengannya, bisa jadi kita pun
akan terserang virus “mematikan” tersebut.
Jadi saudaraku....
Mengacalah siapa dan bagaimana diri kita sebenarnya. Sebab dengan banyak
mengaca (introspeksi) kita bisa mengetahui bahwa begitu bejibunnya kelemahan
yang kita miliki. Setelah mengaca, lakukan satu aksi perubahan agar kita tidak
terjerumus dalam golongan orang-orang yang BAGAI KATAK DALAM TEMPURUNG itu
tadi.
Caranya,
pertama, sadarilah bahwa kita bukan orang yang paling
segalanya dalam hidup ini. Kita bukan orang yang paling dermawan. Bukan pula
paling alim (berilmu), bukan paling pintar, paling berani, paling kaya, paling
tampan atau cantik, paling pasih bermain kata dan seabrik
paling paling lainnya.
Kedua, sadari juga bahwa semua kelebihan yang kita miliki hakikatnya hanya
titipan Ilahi untuk menguji sejauh mana pengamalan kita atas segala
pemberianNya. Dia sedang menguji apakah dengan nikmat dariNya kita semakin
tunduk (bersyukur dan thaat) kepadaNya. Atau malah
sebaliknya kita semakin liar dan brutal seperti hewan buas.
Ketiga, yang
tak kalah penting adalah senantiasa tafakur dan sadar diri bahwa di atas kelebihan-kelebihan yang Dia titipkan
kepada kita, ternyata ada bahkan banyak
hambaNya yang lebih dari baik dari kita
dalam dan dari berbagai segi.
Keempat, kita hanya
manusia lemah tempat menempelnya segala salah dan dosa, aib dan cela,
buruk dan bobrok. Kita bukan orang suci, karena itu, jangan
pura-pura suci hanya untuk menutupi siapa kita sebenarnya. Hilangkan
wajah ganda kita semata-mata untuk menatap wajahNya. Tampilah apa adanya tentu akan menambah simpati orang lain pada
kita. Tampil apa adanya berarti jujur dan tulus menjalani hidup. Jangan khawatir dengan segala kelemahan
kita, sebab Dia sudah menyiapkan lebih banyak lagi kelebihan dalam diri kita. Jadi,
tak perlu khawatir dan kecewa dengan kelemahan diri yang tampak sebab hidup ini sudah ada yang mengaturnya.
Jadi, tampil percaya diri. Menerima masukan selama
hal itu baik dan membangun. Bersikap wajar terhadap sesama. Menghargai,
menghormati dan memuliakan orang lain. Serta membuang semua sifat dan sikap
PALING adalah salah satu jalan untuk menghilangkan penyakit BAGAI KATAK DALAM
TEMPURUNG.
Yang tak kalah penting adalah mendekat selalu kepadaNya seraya memohon
segala kekuatan untuk berubah menjadi lebih baik bahkan terbaik dalam menjalani
kehidupan yang sekejap ini.
Mintalah kepadaNya agar terhindar dari penyakit
BAGAI KATAK DALAM TEMPURUNG. Sebab Dialah Yang Maha Mengetahui segala
onderdil yang ada dalam diri kita tanpa terkecuali. Salam perubahan.
0 komentar:
Post a Comment