Ketua Umum Adara Relief International (ARI) Maryam
Rachmayani mengutuk kekerasan yang dilakukan pasukan Israel kepada anak-anak
Palestina baik di dalam tahanan maupun di dalam penangkapan dan pembunuhan
dalam serangan dua perang di Gaza.
Kecaman itu Maryam sampaikan di kediamannya di Jakarta,
Senin (24/6), dalam menyikapi laporan PBB tentang pasukan Israel yang menyiksa
anak-anak Palestina dalam tahanan dan menggunakannya sebagai penyapu ranjau dan
perisai manusia.
“Kami mengutuk perlakuan Israel terhadap anak-anak. Secara
HAM saja sangat tidak dibenarkan, apa lagi sebagai seorang Muslim. Padahal
anak-anak tidak bisa melawan,” katanya kepada wartawan Kantor Berita Islam MINA
(Mi’raj News Agency).
Laporan PBB Kamis (20/6) mengungkapkan bahwa anak-anak
Palestina ditangkap oleh militer dan polisi (Israel) secara sistematis dan
dikenakan perlakuan yang merendahkan, sering disiksa, diinterogasi dalam bahasa
Ibrani, bahasa yang mereka tidak mengerti, dan menandatangani pengakuan dalam
bahasa Ibrani agar dapat dirilis.
Ratusan anak-anak Palestina telah tewas dan ribuan lainnya
terluka, khususnya di Gaza, di mana pihak Israel melakukan serangan udara dan
serangan angkatan laut pada daerah padat penduduk dengan jumlah anak-anak yang
signifikan. Israel mangabaikan hukum-hukum internasional.
Diperkirakan 7.000 warga Palestina berusia 12 sampai 17
tahun, beberapa usia sembilan tahun, telah ditangkap, ditanyai dan ditahan.
Banyak yang dibawa ke pengadilan militer dalam kondisi kaki
dirantai dan dibelenggu, sedangkan pemuda yang ditahan di sel isolasi bisa
selama berbulan-bulan, kata laporan itu.
Menurut Maryam yang pernah menjadi peserta GMJ 2012 (Global
March To Jerusalem) itu, selama ini PBB hanya memainkan peran politik dalam
menyikapi berbagai pelanggaran yang dilakukan oleh Israel. Sementara tindakan
nyata untuk memberi sanksi atau hukuman kepada Israel tidak pernah ada.
“PBB, bahasanya saja ‘mengecam’, tapi itu politik. Bahasanya
menghibur hati umat Islam, ‘PBB mengecam’, tapi itu semua kerja sama Yahudi,”
kata Maryam.
Kekejaman Israel tidak akan bisa dihentikan sampai kiamat,
menurut Maryam, namun pergerakan umat Islam juga tidak bisa dihentikan sampai
kiamat.
“Kita pun tidak bisa dihentikan, pergerakan-pergerakan yang
kita lakukan membuat Israel panik, seperti halnya ketika terjadi gerakan dunia
GMJ. Umat Islam akan terus melakukan pergerakan dengan apa yang mereka punya,
minimal dengan doa.”
Wanita yang aktif mensosialisasikan Palestina bersama kalangan
muslimah yang lain itu, meghimbau agar umat Islam sadar. Palestina adalah isu
akidah, kewajiban bagi setiap pribadi Muslim. “Media kami minta ikut berperan.
Karena masyarakat dunia masih mengikuti media, mereka tahu karena media. Apa
lagi yang berbicara hanya kalangan wanita, tapi jika media mengangkat, akan
menjadi besar,” tambahnya.
Adara Relief Internasional (ARI) adalah sebuah organisasi
pertama di Indonesia yang fokus dalam isu wanita dan anak-anak Palestina, yang
dikelolah oleh kalangan para wanita.
Melalui lembaga yang berdiri tahun 2008 tersebut, bersama
dengan anggota ARI lainnya Maryam aktif melakukan sosialisasi isu wanita dan
anak-anak Palestina. Seiring itu, penggalangan dana juga mereka lakukan dan
menyalurkan langsung ke Palestina, khususnya Gaza. Sasaran sosialisasi adalah
ibu-ibu di majelis-majelis taklim dan anak-anak sekolah.
0 komentar:
Post a Comment