Kadang kita mudah menyerah pada keadaan atau kepada tindakan seseorang terhadap kita. Dengan mengatasnamakan, “Yo wis lah wis takdire” (Ya sudahlah, memang sudah takdirnya). Jadilah, kita yang sebelumnya gagal, tidak mau berusaha lagi. Yang sebelumnya tidak punya uang, tidak mau berusaha lebih keras lagi. Yang sebelumnya kalah promosi, tidak mau memperbaiki track recordnya sendiri. Akhirnya, ya MENYERAH !
Padahal kalau mau saja, tinggal sejengkal, ibarat pemukul batu, tinggal pukulan terakhir. Batu, puluhan kali atau mungkin sudah ke 99 dipukul dengan palu besar. Belum pecah juga. Akhirnya ditinggal pergi, ganti batu yang lain. Lalu, datang seseorang, memukul batu yang sudah 99 kali dipukul itu, yang sudah retak itu, yang tinggal sekali pukul itu. Lalu, dipukulnya dengan lemah saja, dengan santai saja, dengan biasa saja. PECAHLAH BATU ITU !
Jadi, yang diperlukan adalah keistiqamahan, konsistensi, dari awal hingga akhir, dari alif hingga ya, from zero to hero! Dan, siapa yang mengubahnya??? Diri kita sendiri lah yang mengubahnya, tentu dengan daya kekuatan dari Allah hakikatnya.
Allah dengan adiln dan bijak menyatakan di dalam kalam sucinya :
لَهُ مُعَقِّبَاتٌ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ يَحْفَظُونَهُ مِنْ أَمْرِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ لا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ وَإِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِقَوْمٍ سُوءًا فَلا مَرَدَّ لَهُ وَمَا لَهُمْ مِنْ دُونِهِ مِنْ وَالٍ
Artinya ; “Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.” (QS Ar-Ra’d [13] : 11)
Maka, marilah sahabat-sahabatku semua, jangan mudah menyerah kepada keadaan. Kalaupun mau menyerah, MENYERAHLAH HANYA KEPDA ALLAH. Menyerah dalam arti berserah diri, bertawakkal, dan menggantungkan harapan kepada-Nya. Sang Penguasa Jagat raya, Sang Penentu Segalanya. Allahu Akbar!
Seraya mengirinya dengan doa :
اللَّهُمَّ أَسْلَمْتُ نَفْسِي إِلَيْكَ، وَوَجَّهْتُ وَجْهِي إِلَيْكَ، وَفَوَّضْتُ أَمْرِي إِلَيْكَ، وَأَلْجَأْتُ ظَهْرِي إِلَيْكَ، رَغْبَةً وَرَهْبَةً إِلَيْكَ، لاَ مَلْجَأَ وَلاَ مَنْجَا مِنْكَ إِلَّا إِلَيْكَ، آمَنْتُ بِكِتَابِكَ الَّذِي أَنْزَلْتَ، وَبِنَبِيِّكَ الَّذِي أَرْسَلْتَ
Artinya : “Ya Allah, aku pasrahkan diriku kepada-Mu dan aku serahkan pula segala urusanku kepada-Mu, dan aku sandarkan punggungku kepada-Mu, baik karena banyak harapan maupn rasa takut kepada-Mu. Tidak ada tempat untuk berlindung dan tempat untuk menyelamatkan diri dari siksa-Mu melainkan hanya dengan pertolongan-Mu. Aku tetap beriman kepada kitab-Mu yang telah Engkau turunkan, dan tetap beriman kepada nabi-Mu yang telah Engkau utus. (H.R. Bukhari)”.
Padahal kalau mau saja, tinggal sejengkal, ibarat pemukul batu, tinggal pukulan terakhir. Batu, puluhan kali atau mungkin sudah ke 99 dipukul dengan palu besar. Belum pecah juga. Akhirnya ditinggal pergi, ganti batu yang lain. Lalu, datang seseorang, memukul batu yang sudah 99 kali dipukul itu, yang sudah retak itu, yang tinggal sekali pukul itu. Lalu, dipukulnya dengan lemah saja, dengan santai saja, dengan biasa saja. PECAHLAH BATU ITU !
Jadi, yang diperlukan adalah keistiqamahan, konsistensi, dari awal hingga akhir, dari alif hingga ya, from zero to hero! Dan, siapa yang mengubahnya??? Diri kita sendiri lah yang mengubahnya, tentu dengan daya kekuatan dari Allah hakikatnya.
Allah dengan adiln dan bijak menyatakan di dalam kalam sucinya :
لَهُ مُعَقِّبَاتٌ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ يَحْفَظُونَهُ مِنْ أَمْرِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ لا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ وَإِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِقَوْمٍ سُوءًا فَلا مَرَدَّ لَهُ وَمَا لَهُمْ مِنْ دُونِهِ مِنْ وَالٍ
Artinya ; “Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.” (QS Ar-Ra’d [13] : 11)
Maka, marilah sahabat-sahabatku semua, jangan mudah menyerah kepada keadaan. Kalaupun mau menyerah, MENYERAHLAH HANYA KEPDA ALLAH. Menyerah dalam arti berserah diri, bertawakkal, dan menggantungkan harapan kepada-Nya. Sang Penguasa Jagat raya, Sang Penentu Segalanya. Allahu Akbar!
Seraya mengirinya dengan doa :
اللَّهُمَّ أَسْلَمْتُ نَفْسِي إِلَيْكَ، وَوَجَّهْتُ وَجْهِي إِلَيْكَ، وَفَوَّضْتُ أَمْرِي إِلَيْكَ، وَأَلْجَأْتُ ظَهْرِي إِلَيْكَ، رَغْبَةً وَرَهْبَةً إِلَيْكَ، لاَ مَلْجَأَ وَلاَ مَنْجَا مِنْكَ إِلَّا إِلَيْكَ، آمَنْتُ بِكِتَابِكَ الَّذِي أَنْزَلْتَ، وَبِنَبِيِّكَ الَّذِي أَرْسَلْتَ
Artinya : “Ya Allah, aku pasrahkan diriku kepada-Mu dan aku serahkan pula segala urusanku kepada-Mu, dan aku sandarkan punggungku kepada-Mu, baik karena banyak harapan maupn rasa takut kepada-Mu. Tidak ada tempat untuk berlindung dan tempat untuk menyelamatkan diri dari siksa-Mu melainkan hanya dengan pertolongan-Mu. Aku tetap beriman kepada kitab-Mu yang telah Engkau turunkan, dan tetap beriman kepada nabi-Mu yang telah Engkau utus. (H.R. Bukhari)”.
0 komentar:
Post a Comment