Sekretaris Jenderal Ikatan Ulama Muslim Sedunia Prof. Dr. Syaikh Naseer Al-Omar (61) mengatakan, tadabbur Al-Quran merupakan sumber kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
Itu karena Al-Quran merupakan petunjuk Allah, sumber ilmu dan cahaya kebenaran, yang menjadikannya sebagai sumber kebahagiaan, katanya pada Tablig Akbar Indonesia Bertadabbur Al Qur’an di Masjid Istiqlal, Jakarta, Ahad (2/6).
“Dengan mentadabburi Al-Quran menjadikan aqidah semakin kokoh, menjauhkan diri dari syirik, meningkatkan cinta Allah serta menjadikan hati bersih,” ujar ketua Lembaga Tadabbur Al-Quran Internasional itu.
Ia menegaskan, mentadabburi Al-Quran bermakna membaca Al-Quran dengan memikirkan dan menghayati kandungan isinya sebagai landasan pengamalan sehari-hari.
“Orang yang mentadabburi Al-Quran, maka secara otomatis ia benci terhadap kemaksiatan dan jauh dari kemungkaran,” kata ulama asal Arab Saudi itu di hadapan puluhan ribu pengunjung.
Ia juga mengingatkan, jika umat Islam enggan dan lalai mentadabburi Al Qur’an, maka Allah juga akan melalaikan mereka dan membiarkannya dalam kesesatan.
Padahal menurut penulis beberapa buku keislaman itu, mentadabburi Al-Quran dapat dilakukan oleh siapa saja.
“Mentadabburi Al-Qur’an tidak mesti hanya dilakukan oleh seorang ulama, melainkan dapat dilakukan oleh siapa pun yang serius mentadabburi Al-Qur’an,” tegasnya.
Amalan Ramadhan
Syaikh Al-Omar menyebutkan, membaca dan mentadabburi Al-Quran merupakan amalan mulia pada bulan mulia Ramadhan yang sebentar lagi tiba.
Untuk itulah, Allah selalu mengutus Malaikat Jibril Alaihis Salam setiap bulan Ramadhan mentadabburi Al-Quran bersama Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, tambahnya.
Menurut penulis buku Melejitkan Semangat Beribadah Energi untuk Kembali Bangkit dari kekufuran (2007) itu, dengan mentadabburi Al-Quran hati menjadi tenteram, keluarga sakinah, memperoleh tempat yang baik dan terhindar dari kejahatan.
“Bila dengan membaca Al-Qur’an hati kita tenteram, iman kita bertambah, akhlaq kita bertambah lebih baik, maka berarti kita sudah mentadabburi Al-Qur’an,” katanya.
Turut memberikan ceramah pada Tablig Akbar Indonesia Bertadabbur Al Qur’an, Menteri Agama Suryadharma Ali, Pimpinan Daarul Quran Ustadz Yusuf Mansur, Pimpinan Ar-Rahman Qur’anic Learning Center (AQL) Ustadz Bachtiar Nasir dan Wakil Ketua Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) Muhammad Zaitun Rasmin.
Itu karena Al-Quran merupakan petunjuk Allah, sumber ilmu dan cahaya kebenaran, yang menjadikannya sebagai sumber kebahagiaan, katanya pada Tablig Akbar Indonesia Bertadabbur Al Qur’an di Masjid Istiqlal, Jakarta, Ahad (2/6).
“Dengan mentadabburi Al-Quran menjadikan aqidah semakin kokoh, menjauhkan diri dari syirik, meningkatkan cinta Allah serta menjadikan hati bersih,” ujar ketua Lembaga Tadabbur Al-Quran Internasional itu.
Ia menegaskan, mentadabburi Al-Quran bermakna membaca Al-Quran dengan memikirkan dan menghayati kandungan isinya sebagai landasan pengamalan sehari-hari.
“Orang yang mentadabburi Al-Quran, maka secara otomatis ia benci terhadap kemaksiatan dan jauh dari kemungkaran,” kata ulama asal Arab Saudi itu di hadapan puluhan ribu pengunjung.
Ia juga mengingatkan, jika umat Islam enggan dan lalai mentadabburi Al Qur’an, maka Allah juga akan melalaikan mereka dan membiarkannya dalam kesesatan.
Padahal menurut penulis beberapa buku keislaman itu, mentadabburi Al-Quran dapat dilakukan oleh siapa saja.
“Mentadabburi Al-Qur’an tidak mesti hanya dilakukan oleh seorang ulama, melainkan dapat dilakukan oleh siapa pun yang serius mentadabburi Al-Qur’an,” tegasnya.
Amalan Ramadhan
Syaikh Al-Omar menyebutkan, membaca dan mentadabburi Al-Quran merupakan amalan mulia pada bulan mulia Ramadhan yang sebentar lagi tiba.
Untuk itulah, Allah selalu mengutus Malaikat Jibril Alaihis Salam setiap bulan Ramadhan mentadabburi Al-Quran bersama Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, tambahnya.
Menurut penulis buku Melejitkan Semangat Beribadah Energi untuk Kembali Bangkit dari kekufuran (2007) itu, dengan mentadabburi Al-Quran hati menjadi tenteram, keluarga sakinah, memperoleh tempat yang baik dan terhindar dari kejahatan.
“Bila dengan membaca Al-Qur’an hati kita tenteram, iman kita bertambah, akhlaq kita bertambah lebih baik, maka berarti kita sudah mentadabburi Al-Qur’an,” katanya.
Turut memberikan ceramah pada Tablig Akbar Indonesia Bertadabbur Al Qur’an, Menteri Agama Suryadharma Ali, Pimpinan Daarul Quran Ustadz Yusuf Mansur, Pimpinan Ar-Rahman Qur’anic Learning Center (AQL) Ustadz Bachtiar Nasir dan Wakil Ketua Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) Muhammad Zaitun Rasmin.
0 komentar:
Post a Comment