Ketua Front Pembela Islam (FPI) Habib Riziq Syihab
menyatakan Negara Indonesia tidak akan bangkrut karena memberikan subsidi BBM,
tapi akan hancur karena korupsi.
“Negara kita, Indonesia ini tidak akan menjadi bangkrut
karena memberi subsidi BBM, tapi Negara kita akan hancur karena korupsi yang
merajalela,” katanya di Jakarta, Rabu (10/6).
“Jika BBM naik, tahu, tempe, dan semua barang kebutuhan
pokok akan naik. Listrik juga nantinya akan naik karena mereka pakai BBM, dan yang paling merasakan penderitaan adalah
rakyat kecil, ” jelas Habib Riziq.
Habib Riziq juga menjelaskan sebenarnya pemerintah harus
lebih ketat lagi melakukan pengawasan kepada birokrasi yang dipimpinnya untuk
tidak melakukan korupsi, karena itulah sebenarnya sumber kebangkrutan negara ini.
“Seharusnya yang di potong bukan subsidi BBM, tapi gaji para
pejabat yang harus dipotong, “ ungkapnya Kepada wartawan Mi’raj News Agency
(MINA).
Semntara itu, Ketua DPR, Marzuki Alie, meminta pemerintah
mengambil tindakan nyata mengurangi dampak kenaikan harga barang kebutuhan
pokok yang memberatkan rakyat akibat dampak terkait rencana kenaikan BBM
bersubsidi.
Selama ini, satu-satunya yang sangat diandalkan pemerintah
untuk mengantisipasi dampak kenaikan harga BBM bersubsidi itu adalah berbagai
skema bantuan dana tunai kepada masyarakat. Dengan memberi kompensasi dana,
maka masalah dianggap sudah selesai.
Pada kenyataan di lapangan, harga barang-barang keperluan
telah naik terlebih dulu yang berat untuk dihadapi masyarakat umum, terutama
kalangan bawah yang langsung terdampak.
"Saya prihatin, harga BBM belum dinaikkan, tapi harga sudah melambung yang membuat masyarakat sangat terbebani. Ini pola lama yang dimainkan para pengusaha kebutuhan pokok yang memonopoli perdagangan selama ini," kata Alie, dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Rabu (19/6).
Dia berharap, "Ada sikap pemerintah terhadap para pengusaha; pengusaha-pengusaha itu harus dipanggil, agar tidak selalu memikirkan keuntungan apalagi jika itu dilakukan di atas penderitaan masyarakat."
Dia menegaskan, tidak mungkin para pedagang eceran yang memainkan harga-harga. Alie mengakui sulit mengharapkan para pengusaha kebutuhan pokok itu mau mendengarkan himbauan agar tidak mengambil keuntungan dalam kesempitan.
Belum lagi jika bicara beras, gula, tepung,
garam dan semua kebutuhan pokok lainnya serta pupuk, benih dan lain-lainnya,
yang juga dikuasai para pemain besar."Saya prihatin, harga BBM belum dinaikkan, tapi harga sudah melambung yang membuat masyarakat sangat terbebani. Ini pola lama yang dimainkan para pengusaha kebutuhan pokok yang memonopoli perdagangan selama ini," kata Alie, dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Rabu (19/6).
Dia berharap, "Ada sikap pemerintah terhadap para pengusaha; pengusaha-pengusaha itu harus dipanggil, agar tidak selalu memikirkan keuntungan apalagi jika itu dilakukan di atas penderitaan masyarakat."
Dia menegaskan, tidak mungkin para pedagang eceran yang memainkan harga-harga. Alie mengakui sulit mengharapkan para pengusaha kebutuhan pokok itu mau mendengarkan himbauan agar tidak mengambil keuntungan dalam kesempitan.
"Semuanya menggunakan cara yang kurang lebih sama mengambil keuntungan tanpa peduli pada dampaknya buat rakyat. Pemerintah kerap seperti tidak berkutik karena semua yang terlibat mendapat bagian," katanya.
0 komentar:
Post a Comment